loading...

Cerita soal Karyawan yang Ketakutan Diminta Turunkan Mayat Calon Pengantin

Ilustrasi (iStockphoto)
JAKARTA - ST (25), pria yang membunuh calon istrinya LR (41), meminta bantuan empat karyawan pabrik konveksi milik pamannya untuk menghilangkan barang bukti. 
Sekitar pukul 22.00 pada Kamis (3/5/2018), ia tiba di pabrik konveksi pamannya di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat dan mengajak keempat karyawan, yaitu AZ (21), YD (18), EB (22) dan AR (23).
Kapolsek Tambora Kompol Iver Son Manossoh mengungkapkan, ST meminta bantuan mereka dengan dalih untuk membuang tumpukan kain konveksi.
Namun, seorang karyawan merasa curiga karena melihat seperti ada kaki manusia di balik tumpukan kain tersebut.
"Ada salah satu karyawan AZ, pelapor juga, curiga 'kok ada seperti kaki manusia di dalam mobil?'. Makanya dia enggak ikut berdua sama AR. Yang dua orang lagi ikut," terang Iver.
Akhirnya, hanya dua karyawan yang ikut dengan ST di mobil, yaitu EB dan YD. Mereka dibawa menuju Desa Karang Serang, Tangerang. Keduanya diminta tidak menginjak tumpukan kain tersebut yang diletakkan di bangku tengah mobil.
Hal ini membuat karyawan tersebut curiga dan ketakutan. Sesampainya di Tangerang, kedua karyawan itu diminta menurunkan mayat calon pengantin itu dari mobil.
"Dari keterangan sementara, EB dan YD ketakutan saat diminta bantuan nurunin mayat dari mobil ke pinggir pantai. Akhirnya mereka pergi melarikan diri," kata Iver.
Sekitar pukul 01.00, ST kemudian membakar kekasihnya itu.
ST membunuh calon istrinya sehari setelah foto prewedding. Mereka bertengkar sampai akhirnya ST menusuk LR hingga tewas. Mereka berencana menikah pada Agustus tahun ini.
Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Pusat dan ST ditahan di sana.
Penulis: Rima Wahyuningrum
Editor: Dian Maharani
Artikel Asli

0 Response to "Cerita soal Karyawan yang Ketakutan Diminta Turunkan Mayat Calon Pengantin"

Posting Komentar