Percaya diri setengah nekat. Begitu mungkin manuver Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang berambisi dipinang Joko Widodo menjadi cawapres di Pemilu 2019. Baliho dan posternya bertebaran di seantero negeri seolah mengkampanyekan 5 tahun ke depan Indonesia dipimpin Jokowi-Cak Imin.
Namun, maraknya alat peraga kampanye yang bahkan mengepung Jakarta, membuat beberapa pihak mencibir. Lainnya menyindir, hingga mengkritik manuver politikus berdarah NU tersebut. Sindiran bahkan dilontarkan langsung oleh Presiden Jokowi.
Berikut beberapa pihak yang mengkritik manuver Cak Imin dirangkum kumparan(kumparan.com), Kamis (19/4).
1. Jokowi Bandingkan dengan Billboard Asian Games
Sindiran Presiden Jokowi itu diungkap oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat mengikuti rapat terbatas terkait perkembangan persiapan Asian Games di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat.
"Tadi Pak Presiden sempat joking (bercanda-red) bahwa saya lebih sering melihat billboard-nya Cak Imin. Saya lebih sering melihat billboardnya politisi-politisi dari pada billboard nya Asian Games," ucap Sandi, usai rapat terbatas, Rabu (18/4).
"Jadi perintahnya Presiden, gemakan Asian Games, taruh billboard," imbuh Sandi
2. PDIP: Jangan Cuma Pasang Baliho
Partai pengusung Jokowi, juga menyindir Cak Imin. Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengatakan, cawapres Jokowi harus punya kinerja yang nyata, tak boleh hanya menebar baliho dan pendekatan ke Jokowi semata.
“Jangan cuma pasang baliho sana sini, tapi enggak punya visi misi, gagasan dan wawasan. Kita kan enggak tahu isi otak dia apa. Jangan-jangan hanya selfie aja bisanya,” tegas anggota Komisi II DPR itu.
Politikus PDIP lain, Ario Bimo, juga ikut bersuara soal Cak Imin yang ngebet ingin jadi cawapres Jokowi. Menurut Ario, Cak Imin sebaiknya tak usah terlalu bersemangat dalam meraih kekuasaan.
"Yang penting Cak Imin juga tahu di dalam berdemokrasi, pondasi kita adalah berbangsa dan bernegara. Jangan terlalu nampak lebih kekuasaan oriented," kata Bimo di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (18/4).
3. PPP: Ambisi Cak Imin Picu Gesekan di Koalisi
Sebagai anggota koalisi, PPP tampaknya paling gerah dengan manuver Cak Imin. Sekjen PPP Arsul Sani menganggap sikap Cak Imin bisa memicu masalah di koalisi pendukung Jokowi.
"Kalau pun ada riak atau gelombang kecil itu, terkait dengan keinginan PKB mengusung ketua umumnya sebagai cawapres. Cuma itu saja gelombangnya di internal koalisi," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/4).
Wasekjen PPP Achmad Baidowi bisa lebih keras bahwa Cak Imin terkesan mengintervensi Jokowi soal cawapes. Padahal, ada 7 parpol di koalisi Jokowi, minus PKB.
"Silakan PKB mendeklarasikan diri ke Pak Jokowi. Kita tunggu, tetapi memaksakan Cak Imin sebagai cawapresnya Jokowi itu terlalu jauh karena itu terkesan mengintervensi Pak Jokowi," kata Baidowi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (12/4).
"Kalau soal harapan, silakan saja orang berharap. Tetapi kalau sampai intervensi kami keberatan karena kami sudah sepakat soal cawapres Pak Jokowi itu akan dibahas bersama di Pilkada Serentak," tegas dia.
4. NasDem: PKB Belum Deklarasi Dukung Jokowi
Kritik keras dilontarkan NasDem yang juga anggota koalisi. NasDem heran PKB belum deklarasi dukung Jokowi, tapi sudah gembar-gembor kampanye sebagai cawapres Jokowi.
“Cak Imin kan belum diumumkan akan dukung Pak Jokowi apa enggak. Kan belum. Nah kapan? dukung dulu baru kita ngomong (cawapres),” ucuap Sekjen NasDem Johnny Plate, Sabtu (17/3).
Ketua Umum NasDem juga melontarkan kritik atas ambisi elilte politik yang ingin maju di Pilpres. Meski, Paloh tak menyebut spesifik nama Cak Imin.
“Di negeri ini semua ingin menjadi pemimpin, sedikit yang dipimpin. Ambisi yang wajar bagus. Tapi kalau tidak berkaca, kita mengahadapi demoralisasi,” ujar Surya Paloh di Hotel Grand Clarion, Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (25/3).
Artikel Asli
0 Response to "Lagi Ramai-ramai Sindir Cak Imin yang Ngebet Jadi Cawapres Jokowi"
Posting Komentar